Bahasa:
Utama Peta Situs Portal Kontak Mail Login Tentang
   Kamis, 27 November 2008


Polling
Tidak ada polling yang aktif

 Ilustrasi Onong Nugraha  Kegiatan Seni Rupa TK dan SD



Ilustrasi Onong Nugraha

ILUSTRASI ONONG NUGRAHA

TURUT MELESTARIKAN BUDAYA SUNDA

Ilustrasi bukan sesuatu yang baru di dunia ini, jika kartun dan karikatur berkembang sejak munculnya teknologi cetak grafis, maka ilustrasi sudah berkembang sejak masa klasik. Hikayat masyarakat Bali yang ditulis pada daun lontar sudah menyertakan ilustrasi di dalamnya. Juga petuah-petuah yang ditulis pada kertas tua papirus disertai gambar yang lebih informatif. Misalnya, buku petunjuk seks kuno Kamasutra , buku tersebut dibubuhi ilustrasi yang dibuat dengan menggunakan coretan tangan yang biasa disebut iluminasi (penerangan). Cerita-cerita atau dongeng-dongeng akan tampak lebih hidup dan menarik apabila disertai ilustrasi. Ilustrasi sebagai daya tarik atau perangsang dapat kita jumpai dalam cerita komik ataupun cerita bergambar ( cergam ). Ilustrasi cukup verbal dan jelas dalam melukiskan banyak hal dalam cerita. Dengan demikian, ilustrasi dapat membantu menghemat kata-kata.

Tulisan ini mengambil sampel ilustrasi karya Onong Nugraha yang dianggap sebagai ilustrator senior, bahkan sebagai maestro dalam seni ilustrasi, dan secara fenomena banyak menunjukkan ikon-ikon dan simbol budaya Sunda, bahkan secara estetika memiliki kekuatan atau kekhasan dalam menyusun unsur-unsur visual dalam sebuah komposisi yang harmonis.

Ilustrasi Onong Nugraha banyak menggambarkan cerita yang berasal dari daerah Sunda dengan setting budaya Sunda dengan segala tradisi dan adat-istiadatnya, sehingga seorang ilustrator harus mampu dan menguasai budaya Sunda. Hal ini terdapat pada diri seorang ilustrator senior—Onong Nugraha—yang memiliki karakter khas dengan teknis sempurna. Dari sebagian besar karyanya lebih banyak menggarap objek dengan karakter etnik Priangan. Tjetjep Rohendi Rohidi berkomentar tentang Onong Nugraha ini: “…jika ingin menghayati kehidupan orang Sunda lihatlah karya-karya ilustrasi Onong Nugraha”, 1 karena dalam karya-karyanya Onong mampu menangkap, menghayati, dan mengekspresikan orang Sunda, kehidupan dan kebudayaannya, serta alam lingkungannya. Ilustrasi karya Onong Nugraha selain memenuhi kualitas teknik dan estetik juga memiliki pesan yang terkandung di dalamnya yang bermuatan nilai-nilai budaya tradisional Sunda dan memiliki simbol-simbol semiotik yang perlu digali maknanya untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan budaya tradisi yang menjadi salah satu jati diri bangsa kita.

Alam tatar Sunda yang hijau dan sejuk dengan gunung-gunung yang menjulang seperti Ciremai, Papandayan, Tangkuban Parahu, Tampomas, Galunggung, Gede, dan sebagainya merupakan gambaran umum daerah Jawa Barat. Oleh karena itu, lingkungan alam di tatar Sunda memiliki ciri khas bila dibandingkan dengan daerah lain, seperti yang dikemukakan oleh Karna Yudibtara seorang budayawan Sunda dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa “seperti ungkapan Brouwer seorang Indolog dari Belanda, ciri khas tatar Sunda itu digambarkan ketika Tuhan menciptakan alam Priangan atau Sunda yaitu pada saat Tuhan tersenyum, artinya tatar Sunda itu ramah, tumbuh-tumbuhan banyak, subur, tidak keras, sukar dicari yang gundul, sukar dicari yang gersang, banyak danau-danau. Jadi, subur makmur gemah ripah loh jinawi” . Hal ini diperkuat pula dengan karya-karya rupa para seniman Jawa Barat yang banyak mengolah unsur alam seperti di atas, misalnya lukisan Jelekong, batik Tasik, Garut, Sumedang, dan lukisan layar sandiwara Sunda.

mande durma13-onong nugraha

  


   Ilustrasi Berdasarkan carita nyambung (carnyam) :
   Mande Durma 13, Karya Tatang Sumarsono.

   Sumber: Mangle No 1755, 13 April 2000: 34

   “Nenek, aku, Inah, dan Mang Eded sedang bercerita
   di dapur tentang kepandaian Aki, dan tentang
   bagaimana cara mengambil daun pisang”

Pada gambar di atas terdapat sesuatu yang ingin divisualisasikan yaitu tentang kehangatan keluarga dalam suasana interaktif yang tercipta dalam suasana dapur di daerah Priangan. Kesan kehangatan dan kekerabatan yang kuat dalam sebuah keluarga tampak dengan terlihatnya figur yang sedang bekerja dan berkomunikasi. Kesan tersebut terasa pada tampilan ilustrasi ini dengan denotatif figur-figur yang tampak saling berinteraksi satu sama lain dan masing-masing menunjukkan ekspresi sendiri-sendiri. Setting yang ditampilkan adalah beberapa orang yang berkumpul di dapur, dengan perangkat pendukung seperti hawu, paraseuneu, seeng dengan aseupannya, katel, gerengseng, dan ayakan . Ruangan terbagi dua, bagian atas dan bagian bawah (daerah kering dan daerah basah), biasanya untuk tempat yang banyak mengandung air. Konotasinya, daerah yang langsung kena tanah akan mudah terkena air, oleh karena itu perlu dinaikkan agar terhindar dari air, karena daerah itu dipergunakan untuk menyimpan hawu dan untuk memasak. Juga dihubungkan dengan konsep rumah adat Sunda (misalnya dari Baduy), dimana rumahnya berupa rumah panggung dan dapur terletak di sudut bagian rumah yang sama dengan lantai panggung. Hawu dengan parako diletakkan di atas palupuh yang terlebih dulu diberi alas tanah liat hingga beberapa kali lebih lebar dari hawu tersebut. Bentuk dan tata letak hawu seperti ini merupakan karakteristik Sunda. Dapur merupakan tempat komunitas yang paling intim untuk silaturahmi. Kebiasaan orang Sunda jika berkunjung/bertamu biasanya terlebih dulu masuk ke dapur bukan ke ruang tamu sebagaimana biasanya. Inilah tipikal orang Sunda, kalau ngobrol biasanya di dapur. Tampilan bentuk-bentuk objek pada denotatif busana yang dipakainya mempunyai konotasi sebagai figur-figur orang pedesaan dengan kesederhanaannya. Figur ibu yang sedang duduk emok, memakai busana kabaya dan samping kebat (kain panjang), memakai tiung (tutup kepala), memakai busana untuk sehari-hari yang bersifat santai, dan leluasa. Si ibu sedang nyisig (nyusur)/ nyeupah (makan sirih) karena tangan kanan memegang sesuatu di mulutnya, di depannya terletak wadah bumbu untuk makan sirih, dan di sebelah kanannya terdapat wadah dari kuningan berbentuk seperti vas bunga, disebut tampolong (untuk meludah). Figur wanita muda memakai kabaya, samping kebat (kain panjang), gelung jucung , sebagai busana sehari-hari untuk bekerja dengan tujuan kepraktisan, dia sedang menanak nasi karena tangannya memegang tutup seeng (dandang). Dari semua busana yang dikenakan, suasana lingkungan sekeliling, dan objek-objek yang menunjang keperjaan, menunjukkan suasana dalam kehidupan agraris, kehidupan tradisional pada keluarga kelas rakyat, golongan cacah yang terpandang dan bermartabat.

Tulisan ini diharapkan dapat memperkaya dan memperdalam pemahaman terhadap ekspresi estetik dan makna simbolik ilustrasi karya Onong Nugraha. Secara praktis -terutama bagi generasi muda- sebagai bahan pengenalan dan apresiasi khususnya terhadap budaya Sunda. Dalam pengembangan bidang pendidikan, khususnya pendidikan seni rupa, diharapkan memberikan sumbangan materi dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam berkarya seni. Bagi para ilustrator penerus, khususnya di Jawa Barat, dapat bermanfaat sebagai cerminan dalam membuat ilustrasi yang memiliki kualitas estetik dan simbolik yang berhubungan dengan kehidupan sosial budaya Sunda.

­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­ ­­__________________

1 Rohidi,Tjetjep Rohendi. Pengantar Pameran Ilustrasi Onong Nugraha . Katalog Pameran Ilustrasi Onong Nugraha.2000. Penulis: Dra. Tity Soegiarty, M.Pd. Dosen Jurusan Pendidikan Seni Rupa, FPBS Universitas Pendidikan Indonesia. e-mail: - ty_sg@plasa.com - titysoe17@yahoo.co.id

(Diperbarui Kamis, 8 Mei 2008 )
2 Artikel 1
H. Ahmad Heryawan, LC.
Khutbah Iedul Fitri 1429 H
Momentum hari raya Idul Fitri perlu dijadikan sebagai momentum untuk melahirkan kembali gagasan revolusi. Bangsa ini membutuhkan revolusi pada pola pikir, sikap hidup dan perilaku.
4   3
2 Pengadaan Barang/Jasa 1
Pengumuman Pengadaan Barang/Jasa
4   3
2 Kurs 1
EXCHANGE RATE
 AUSTRALIAN DOLLAR 8012.39 
 BRUNEI DOLLAR 8204.45 
 CANADIAN DOLLAR 10080.58 
 SWISS FRANC 10460.72 
 DANISH KRONE 2164.56 
 EURO 16133.10 
 BRITISH POUND 19078.15 
 HONGKONG DOLLAR 1598.83 
 JAPANESE YEN 130.29 
 NORWEGIAN KRONE 1788.13 
 NEW ZEALAND DOLLAR 6787.91 
 PAPUA N.G. KINA 4847.27 
 SWEDISH KRONA 1566.31 
 SINGAPORE DOLLAR 8204.45 
 THAI BATH 351.18 
 US DOLLAR 12400.00 
26/11/2008 23:30:2
4   3
2 Waktu Shalat 1
Shubuh 04:08
Terbit 05:23
Dhuhur 11:37
Ashr 15:02
Maghrib 17:52
Isya' 19:07
Untuk Kota : Bandung dan sekitarnya
4   3
2 Prakiraan Cuaca 1

4   3