Drama Pernikahan Subadra

disadur dari Video Mahabharata BR Chopra episode 40, 41 (sumber: Youtube)

Tokoh (Berdasarkan urutan masuk)

Sangkuni, Duryudana, Dursasana, Karna

Balarama,

Subadra, Arjuna, Krisna,

Basudewa, Dewaki,

Pengawal Subadra, Ksatria Dwaraka


Pemain

1. Sangkuni

2. Duryudana

3. Dursasana

4. Karna

5. Balarama

6. Subadra

7. Arjuna

8. Krisna

9. Basudewa

10. Dewaki

Pengawal Subadra dua orang

Ksatria Dwaraka tiga orang


Properti

Gada dua, pakaian, mahkota, kalung, gelang, cincin, busur, anak panah, kereta kuda, bunga dan pisau Subadra


Ringkasan

Babak 1

Adegan Hastinapura Sangkuni, Duryudana, Dursasana, Karna (ada Balaram di Hastinapura)

Adegan Hastinapura latihan gada Duryudana, Balarama


Babak 2

Adegan Dwaraka Subadra, Arjuna, Krisna


Babak 3

Adegan Dwaraka Basudewa, Permaisuri Basudewa, Balarama, Krisna

Adegan Dwaraka Krisna membangunkan Arjuna

Adegan Dwaraka Krisna bertemu Subadra menyarankan doa puja di kuil, lalu Subadra berbunga

Adegan Dwaraka Arjuna meminta berkah Balaram untuk latihan

Adegan Dwaraka Arjun bertemu Krisna, strategi


Babak 4

Adegan di kuil. Subadra bersama pengawal, Subadra kabur bersama Arjuna menggunakan kereta Krisna


Babak 5

Adegan Dwaraka, ksatria Dwaraka marah, Balarama marah, Krisna menengahi, semua setuju usul Krisna dan menjemput Arjuna bersama Subadra dengan hormat


Babak 6

Pernikahan Subadra bersama Arjuna



Drama Pernikahan Subadra

saduran Prana D. Iswara


Babak 1

ADEGAN HASTINAPURA SANGKUNI, DURYUDANA, DURSASANA, KARNA (ADA BALARAM DI HASTINAPURA)

Sangkuni: Arjuna sekarang menghabiskan masa hukumannya di Dwaraka. Arjuna dihukum karena membawa gandewa yang saat itu ada di kamar Drupadi, sedangkan Drupadi sedang bersama Yudistira. Perbuatan Arjuna tidak sopan dan mendapatkan hukuman yaitu harus melakukan perjalanan ritual selama satu tahun. Kini perjalanan Arjuna telah setahun dan berakhir di Dwaraka.

Aku tidak mengerti mengapa Arjuna harus menjalani hukuman.

Karna: Mengapa Raja Gandara Sangkuni memikirkan itu?

Sangkuni: Arjuna tidak akan dapat menikah selama ia menjalani hukuman. Kini waktu hukumannya telah habis dan Arjuna berada di Dwaraka. Arjuna baru-baru ini baru memenangkan sayembara Drupadi, putri Raja Drupada, dengan gandewanya. Raja-raja sekutu Pandawa kini mengepung kita, Raja Angga Karna.

Duryudana: (TERTAWA) Paman Sangkuni, engkau sekarang menjadi paranoid. Paman paranoid dengan Pandawa.

Sangkuni: (MARAH) Jangan bodoh, anakku Duryudana. Yang dilakukan Arjuna di kamar Drupadi hanyalah mengambil gandewa. Semuanya seperti telah direncanakan. Arjuna dihukum selama setahun agar berakhir di negara Dwaraka. Ini mungkin saja plot rencana Basudewa Krisna.

Dursasana: Hm, kukira pendapat Paman Sangkuni benar, Kakakku Pangeran Duryudana.

Karna: Aku selalu mengatakan bahwa kita harus bertindak dan berperilaku layaknya ksatria dan menyiapkan peperangan untuk menantang Pandawa. Kita tidak boleh berprilaku licik dalam menyingkirkan Pandawa.

Sangkuni: Dapatkah kau berpikir lain selain perang, Raja Angga Karna? Pergi ke medan perang adalah sama seperti mengikuti aturan main politik lainnya, kau harus benar-benar bersiap menghadapi peperangan. (KEPADA DURYUDANA) Jadi, anakku Duryudana, mulailah untuk mempersiapkan peperangan.

Arjuna sekarang ada di pantai barat. Itu berarti ia menyelesaikan penebusan dosanya sekarang di negara Dwaraka.

Karna: Apa ancaman Dwaraka kepada kita, Raja Gandara Sangkuni?

Sangkuni: Tidak ada ancaman, Raja Angga Karna. Namun sangat penting untuk menjaga negara Dwaraka tetap berada di pihak kita, bukan di pihak Pandawa. Kita mempunyai sekutu negara Manipur di satu sisi dan Dwaraka di sisi lain. Jika Subadra dapat dinikahi oleh Duryudana, maka pernikahan ini akan menjadi pernikahan politik yang sempurna.

Dursasana: Pernikahan politik?

Sangkuni: Benar, putraku Pangeran Dursasana, pernikahan politik. Mana mungkin keluarga mempelai istri akan menjadi lawan perang? Apakah engkau pernah merenungkan mengapa raja-raja mempunyai banyak permaisuri di istana mereka? Itu bukan semata untuk melampiaskan nafsu para raja belaka. Pernikahan itu adalah pernikahan politik. Jadi pernikahan ini mengikat kedua negara untuk menghindari perseteruan.

Duryudana: (BERDIRI) Jadi, apa yang harus aku lakukan, Paman?

Sangkuni: Putraku Pangeran Duryudana, engkau harus segera menikah.

Karna: Tetapi, menikah dengan siapa, Raja Gandara Sangkuni?

Sangkuni: Putri Basudewa Subadra. Sekarang, karena Raja Balarama sedang berada di Hastinapura dan engkau menjadi muridnya, mintalah Subadra kepada Raja Matura Balarama untukmu.

Duryudana: Baiklah, Paman. Aku akan menemui Raja Matura Balarama untuk meminta Putri Subadra menikah denganku.


SEMUA KELUAR. DURYUDANA DAN DURSASANA MENGAMBIL GADA DAN MELAKUKAN LATIHAN. BALARAM MASUK.

ADEGAN HASTINAPURA LATIHAN GADA DURYUDANA, BALARAMA.


Duryudana: Salam, guru Balarama. Apakah engkau melihat kemajuan kemampuan tempur gadaku?

Balarama: Ayo, kita coba berlatih lagi.


DURYUDANA, DURSASANA, DAN BALARAMA BERLATIH GADA. BALARAMA DIKEROYOK DURYUDANA DAN DURSASANA. DURYUDANA BERKALI-KALI KENA HAJAR GADA. BALARAM MENGATAKAN KEPADA DURYUDANA AGAR JANGAN MARAH KETIKA BERTARUNG, KAMU AKAN KEHILANGAN KESEIMBANGAN MENTAL. DURSASANA BERKALI-KALI TERPENTAL. DI AKHIR, BALARAMA TERKENA GADA DURYUDANA DENGAN CUKUP KERAS.


Duryudana: Bagaimana, rasanya pukulan tadi, guru Balarama?

Balarama: Hm, muridku tersayang, Pangeran Duryudana, aku akui sekarang bahwa kau adalah prajurit gada terbaik di dunia.

Duryudana: Terima kasih, guru Balarama.

Balarama: Hari ini aku merasa senang. Mintalah satu hal dariku, muridku Pangeran Duryudana.

Duryudana: Benarkah aku boleh meminta, guru Balarama?

Balarama: Ya, mintalah dariku sesuatu yang kau inginkan muridku Pangeran Duryudana. Ayo!

Duryudana: Guru Balarama, aku menginginkan tangan Putri Subadra untuk aku nikahi.

Balarama: Jika engkau menginginkan tanganku, niscaya aku akan berikan, muridku Pangeran Duryudana. Tetapi tangan Putri Subadra adalah milik Putri Subadra sendiri, bukan milikku. Tetapi aku akan berbicara dengan ayahku dan ayahku tak pernah mengatakan “tidak” untukku. Karena itu, muridku Pangeran Duryudana, oke Putri Subadra mesti menjadi milikmu dan menjadi istrimu.




Babak 2

ADEGAN DWARAKA SUBADRA, ARJUNA, KRISNA

SUBADRA SEDANG BERMAIN DI SEBUAH TAMAN. ARJUNA BERTEMU SUBADRA.

Subadra: Siapa kamu, brahmin?

Arjuna: Aku seorang pengembara.

Subadra: Mengembara ke mana saja kamu, brahmin?

Arjuna: Aku mengembara ke seluruh India selama satu tahun ini.

Subadra: Hai, brahmin, apakah engkau pernah menemui Arjuna dalam pengembaraanmu?

Arjuna: Arjuna? Arjuna mana?

Subadra: Apakah engkau tidak tahu, brahmin? Arjuna murid Resi Drona. Arjuna Putra Pandu

Arjuna: O, ya. Aku tahu. Engkau membicarakan Arjuna Putra Pandu dan Dewi Kunti. Aku pernah bertemu dekat sekali dengannya.

Subadra: (TERTARIK) Seperti apakah dia, brahmin?

Arjuna: Kurasa tidak ada yang istimewa dengannya.

Subadra: (HERAN, MARAH) Apa kau bilang? Tidak ada yang istimewa? Arjuna murid Resi Drona, pemanah hebat, putra Raja Pandu, Arjuna engkau katakan tidak istimewa? Seandainya engkau bukan brahmin, (MENGELUARKAN PISAU) kupotong lidahmu karena berani mengatakan demikian.

Krisna: (MASUK MENENGAHI SUBADRA) Hei, adikku Subadra, mengapa engkau marah kepada brahmin malang ini? (ARJUN SALAM SEMBAH KEPADA KRISNA).

Subadra: Kata-kata brahmin ini yang membuatku marah, Kakak.

Krisna: Begitukah?

Subadra: Ia mengatakan bahwa Arjuna putra Pandu tidak istimewa.

Krisna: (TERTAWA) Hm, itu berarti mata brahmin ini salah, adikku Subadra. Mengapa menghukumnya gara-gara kesalahan matanya? Engkau tak perlu menghukumnya hanya gara-gara matanya salah. (MENGGODA SUBADRA) Itu juga berarti bahwa engkau, adikku Subadra, sangat tertarik kepada Arjuna dan engkau jatuh cinta kepadanya (SUBADRA MALU).

Subadra: Kakak, bila kakak menggodaku seperti ini aku tak akan mau lagi bicara denganmu.

Krisna: Lihatlah brahmin, adikku tidak mau lagi bicara denganku. (KEPADA SUBADRA) Tetapi mengapa engkau bertanya kepada brahmin asing ini tentang Arjuna? Apa yang bisa dikatakan brahmin ini tentang Arjuna. Tanyalah tentang Arjuna kepadaku, niscaya aku bisa menjawabnya. (SEPERTI BERPUISI) Arjuna itu seorang yang tinggi, tegap, dan tampan …. Matanya melihat kepada semua orang dan semua orang melihat kepadanya. Gandewa bersandar di bahunya ….

Subadra: (TERTAWA SENANG) Kakak, engkau berbicara indah seperti seorang penyair.

Krisna: Begitulah puisi didefinisikan, adikku Subadra. Syair dan puisi harus selalu merefleksikan kebenaran. Jika engkau tidak percaya kepadaku, pandanglah Arjuna dan katakan seperti apa Arjuna itu.

Subadra: Tetapi, Arjuna tidak ada di sini.

Krisna: Ya, sekarang aku akan membawamu menemui Arjuna. Aku akan memperkenalkan adikku Subadra kepada Arjuna.

Subadra: Kapan? Sekarang?

Krisna: Ya. Sekarang juga. (MENDEKATI ARJUNA, MENENGAHI SUBADRA) Ini adalah adikku tercinta, Parta Arjuna (SUBADRA TERKEJUT. TERTAWA DAN BERLARI MALU).

Subadra: Parta?

Krisna: (TERTAWA) Haruskah aku berbicara kepada ayah tentang kalian berdua, temanku Arjuna?

Arjuna: Tidak tanpa izin dari Subadra.

Krisna: Mari masuk ke dalam istana.

Arjuna: Mari.


ARJUNA DAN KRISNA KELUAR. SUBADRA MASUK KEMBALI KE DALAM TAMAN SEDIKIT BERNYANI DENGAN SUARA LIRIH, MEMETIK BUNGA. ARJUNA BERGANTI PAKAIAN DENGAN PAKAIAN KSATIA KARENA MASA KAFARAH PENEBUSAN DOSANYA TELAH HABIS. MASUK DAN MENCEGAT SUBADRA.


Arjuna: Salam. Mohon diterima salamku kepada Subadra putri Basudewa, adik Sri Krisna.

Subadra: Tidak. Aku tidak akan menerima salammu.

Arjuna: Apa yang telah aku lakukan sehingga aku dihukum seperti ini, Subadra?

Subadra: Mengapa engkau tidak mengatakan bahwa engkau Arjuna?

Arjuna: Itu karena engkau tidak menanyakan namaku. Engkau menanyakan, apakah aku pernah melihat Arjuna dan kujawab “ya”.

Subadra: Tetapi … Engkau juga mengatakan bahwa tidak ada yang istimewa pada diri Arjuna.

Arjuna: Di mataku, tidak ada yang istimewa pada diri Arjuna. Apakah kau mau menyebutkan keistimewaan Arjuna kepadaku? Nanti malah membuat marah orang.


SUBADRA MELEMPAR ARJUNA DENGAN BUNGA, TERTAWA DAN BERLARI. ARJUNA MENANGKAPNYA DAN TERTAWA. KRISNA MASUK. SUBADRA BERLARI DAN HAMPIR MENABRAK KAKAKNYA KRISNA.


Krisna: Adikku, Subadra, kau lari dari siapa? Hm, sekarang aku mengerti.

Subadra: Mengerti apa?

Krisna: Engkau lari dari seseorang. Ketika seorang perempuan lari seperti ini, ini berarti bahwa seseorang harus berbicara kepada ayahnya. Haruskah aku berbicara kepada ayah tentangmu?(SUBADRA MALU, TERTAWA, DAN BERLARI MENJAUH)

Subadra: Ah, kakak. (KRISNA TERTAWA LALU MENDEKATI ARJUNA.)



Babak 3

ADEGAN DWARAKA BASUDEWA, PERMAISURI BASUDEWA, BALARAMA, KRISNA

RAJA BASUDEWA SEDANG DUDUK DI KORIDOR. PERMAISURI DEWAKI DATANG, BASUDEWA MEMPERSILAKAN PERMAISURI DEWAKI DUDUK.


Dewaki: Wahai ayah Krisna, apakah engkau telah melupakan kewajibanmu?

Basudewa: Apakah kau ingin mengatakan bahwa aku melupakan kewajibanku kepadamu? Apakah aku telah melupakanmu? Apakah engkau lupa, kita telah bertahun-tahun hidup bersama, bahkan di dalam penjara Raja Kangsa sebelum Krisna membebaskan kita. Kita telah bersama sehingga engkau seolah-olah adalah nafasku. Mana mungkin aku melupakanmu?

Dewaki: Cukup. Cukup. Tidak perlu syair rayuan itu. Kita telah melewati banyak tahap dalam kehidupan kita. Aku tidak sedang berbicara tentang diriku.

Basudewa: (MENGHELA NAPAS) Jadi engkau sedang membicarakan siapa? Tanggung jawab apa? Kewajiban apa?

Dewaki: Apa yang terlintas di pikiranmu tentang Subadra?

Basudewa: Ada apa dengan Subadra?

Dewaki: Dia telah dewasa sekarang.

Basudewa: (TERTAWA) Itu adalah masalah bagi umumnya para ibu. Mereka selalu berpikir bahwa putri mereka telah tumbuh dewasa.

Dewaki: Masalah bagi umumnya para ayah adalah putri mereka tak pernah tumbuh dewasa.

Basudewa: Tetapi Subadra bukanlah ….

Dewaki: Stop. Tidak usah berdebat. Kemarin aku melihat Subadra tersenyum sambil bercermin. Ketika seorang perempuan tersenyum kepada cermin itu artinya ia telah dewasa.

Basudewa: Tetapi Dewaki, Subadra bukanlah perempuan biasa. Ia adalah ….

Dewaki: Masalah bagi umumnya para ayah adalah mereka selalu menduga bahwa putri mereka ajaib dan luar biasa. Kalau para ayah mengasumsikan putri mereka ajaib dan luar biasa, dapatkah mereka mendapati pemuda ajaib dan luar biasa yang pantas bagi putri mereka? Lagi pula apa yang istimewa pada diri Subadra?

Basudewa: Pertama, ia adalah adik kesayangan kakaknya, Sri Krisna …. (BALARAMA MASUK.)


Balarama: Salam, ayah, ibu.

Basudewa: Salam, putraku Balarama. Silakan duduk (BALARAMA DUDUK). Bagaimana kabar Hastinapura? Kapan engkau kembali dari Hastinapura?

Balarama: Aku baru saja tiba, ayah. Aku sangat ingin bertemu dengan kalian berdua, setelah selama ini aku pergi ke Hastinapura. Aku juga ingin berbicara dengan kalian berdua.

Basudewa: Apakah pembicaraan itu begitu penting sehingga engkau bahkan tidak beristirahat dulu dan langsung menemui kami untuk membicarakannya?

Balarama: Jika masalah ini tidak urgen, aku akan membicarakannya di waktu yang lebih senggang.

Basudewa: Jadi masalah penting apa?

Dewaki: Tidak. Ibu mau bertanya dulu tentang bibimu, Dewi Kunti. Apakah ia baik-baik saja?

Balarama: Bibi Kunti ada di Indraprahasta, ibu. Bukan di Hastinapura. Yudistira menjadi semakin populer setelah membangun hutan alas amer yang angker Kandavprahasta menjadi istana yang gilang-gemilang Indraprahasta.

Basudewa: (KEPADA DEWAKI) Engkau telah bertanya kepada Arjuna tentang kabar Bibi Kunti, istriku Dewaki. Kini engkau menanyakannya kembali kepada Balarama.

Balarama: Arjuna? Ada Arjuna di sini?

Dewaki: Ya. Sekarang Arjuna sedang bersama Krisna.

Balarama: Apakah Krisna sudah mengajukan lamaran?

Basudewa: Lamaran apa?

Balarama: Kalau begitu bagus.

Dewaki: Apanya yang bagus?

Balarama: Ibu, ini seperti permasalahan para ibu. Aku pun memikirkan Subadra. Aku khawatir kalian telah merencanakan pernikahan Subadra sebelum aku kembali.

Dewaki: Apakah engaku mempunyai pemuda pilihan bagi Subadra?

Balarama: Ya. Pemuda yang sangat istimewa. Semua mata di seluruh negeri ini memandang kepadanya.

Basudewa: Benarkah? Siapakah pemuda ini?

Balarama: Hanya satu orang yang memiliki kualitas istimewa seperti ini.

Basudewa: Tetapi siapa pemuda ini?

Balarama: Pangeran pewaris tahta Hastinapura, Pangeran Duryudana. Pangeran Duryudana juga adalah muridku.

Dewaki: Tetapi ….

Balarama: Pangeran Duryudana pun telah mengungkapkan hastratnya ini kepadaku, Ibu.

Dewaki: Tetapi … tetapi … apakah Bibi Kunti senang dengan berita ini?

Balarama: Mengapa Bibi Kunti tidak akan senang dengan berita ini? Tentu Bibi Kuntiboja akan senang dengan berita ini. Kedua keluarga tidak berselisih setelah negeri Hastinapura terbagi dua dengan Amartapura Indraprahasta.

Basudewa: Namun, pembagian negeri bukanlah solusi, putraku Balarama. Pembagian negeri itu hanya berarti mempersempit dan mengecilkan negeri itu. Keputusan itu membuat semua pihak merasa tidak puas.

Balarama: Namun, aku telah berjanji kepada Duryudana untuk memberinya Subadra.

Basudewa: Jadi engkau telah berjanji kepada Duryudana untuk memberinya Subadra? (KRISNA MASUK.)


Krisna: Salam, kakak (MASUK MENDEKAT). Salam ibu, ayah.

Krisna: Nampaknya Duryudana telah menerima kedatangan Kakak Balarama dan memperlakukan Kakak Balarama di Hastinapura dengan baik.

Dewaki: Ada berita bagus, putraku Krisna. Balarama memberi hadiah kepada Subadra. Ia telah menemukan pemuda yang bagus untuk Subadra.

Balarama: Selamat, Krisna.

Krisna: Ibu, aku tahu Kakak Balaram akan memberi hadiah untuk semua orang setelah perjalanan panjangnya beberapa hari ini ke Hastinapura. Apa hadiah untukku, Kakak?

Balarama: Kami tengah berbicara tentang pernikahan Subadra dan engkau membawa kami pada perbincanganmu. Jangan begitu rakus, Krisna.

Krisna: Aku meminta hadiah dari kakakku. Itu bukan rakus. Itu namanya cinta.

Balarama: Jangan menipu aku dengan kata-katamu, Krisna. Kami tengah berbicara tentang sesuatu yang sangat serius.

Krisna: Aku diberi tahu seseorang bahwa Kakak melajukan kereta dan langsung menuju tempat ayah dan ibu. Itu sebabnya aku berlari-lari menyambut Kakak di sini.

Balarama: Aku tengah berbincang dengan ibu dan ayah tentang rencana pernikahan Subadra dengan Duryudana.

Krisna: Adikku memang pantas menikah dengan keturunan dinasti bulan (Barata).

Balarama: Lihat, ayah! Bahkan Krisna pun telah setuju. Sekarang ayah dapat mengatakan “ya”.

Krisna: Masalah ini harus diputuskan besok saat matahari terbit, Kakak. Dengan begitu, kehidupan Subadra akan selamanya bersinar.

Dewaki: Itu saran yang bagus, Krisna.

Balarama: Hati-hati, Krisna, jangan coba-coba melakukan trik yang tidak lucu.

Krisna: Apa yang harus kulakukan, Kakak? Keputusan masalah ini sangat penting untuk cerahnya kehidupan Subadra. Mengapa kakak berpikir aku melakukan trik? Kakak telah melakukan tindakan yang terbaik.

Basudewa: Krisna benar, Balaram. Selain itu, ayah juga tidak ingin merasa bingung dan ragu dengan keputusan ini. Keputusan ini harus mantap. Jadi kita akan memutuskan besok. Sekarang, kalian berdua beristirahatlah.


KRISNA DAN BALARAMA MENYEMBAH LALU PERGI.

ADEGAN DWARAKA KRISNA MEMBANGUNKAN ARJUNA. KRISNA MENDEKATI RISBANG ARJUNA DAN MEMBANGUNKAN ARJUNA.


Krisna: Parta Arjuna, bangunlah (ARJUNA BANGUN).

Arjuna: Kesyaf Krisna.

Krisna: Ya. Ini aku. Siapa lagi yang akan membangunkanmu? Hari ini adalah hari yang buruk (ARJUNA SEGERA MERAIH GANDEWANYA. KRISNA MENENANGKAN). Apakah engkau akan memerangi Kakak Balarama? Aku akan menceritakannya, tetapi persilakan dulu aku untuk duduk. Mari kita duduk dulu.

Arjuna: (TERTAWA) Apakah engkau memerlukan orang untuk mempersilakanmu untuk duduk, Krisna? Aku adalah budakmu. Istana ini adalah milikmu. Alam semesta ini diciptakan untuk dirimu bersama para kekasih Tuhan yang lain.

Krisna: (TERTAWA) Cukup. Cukup. Kita harus sedikit bicara dan banyak kerja. Kita harus segera mengambil tindakan dan mengurangi bicara. Singkatnya, Kakak Balaram menginginkan Subadra menikahi Duryudana.

Arjuna: Menikahi Duryudana? Apa yang engkau perintahkan kepadaku Kesyaf Krisna.

Krisna: Tak ada perintah. Kau harus melakukan kewajiban taklifmu secara ksatria. Jika kau dan pihak perempuan sama-sama saling mencintai dan sepakat membentuk mahligai pernikahan sementara ada halangan yang menghadang, maka kewajibanmu adalah menyingkirkan penghalang itu. Kau harus kawin lari dengan perempuan itu. Kau harus menyingkirkan halangan itu dengan cara kawin lari. Tetapi ini bukanlah kawin lari.

Arjuna: Jadi, haruskah aku kawin lari dengan Subadra?

Krisna: Aku tidak menyarankanmu untuk kawin lari, Arjuna. Aku hanya memberimu saran untuk melakukan kewajiban taklifmu.

Arjuna: Aku akan menuruti perintahmu.

Krisna: Kudengar Subadra akan berdoa di kuil saat magrib ini (ARJUNA TERSENYUM MENGERTI). Baiklah Arjuna, aku pergi dulu sekarang.


Babak 4

ADEGAN DWARAKA KRISNA BERTEMU SUBADRA MENYARANKAN DOA PUJA DI KUIL.

LAMPU PADAM. LAMPU MENYALA DI SET LAIN. SUBADRA BERDIRI. KRISNA MENDEKATI SUBADRA.

Subadra: Salam, Kakak.

Krisna: Salam adikku Subadra. Kudengar kau akan pergi berdoa ke kuil sore ini?

Subadra: Siapa yang mengatakan demikian, Kakak? Aku tidak akan pergi ke kuil tempat sujud.

Krisna: O, begitu. Aku juga mendengar bahwa kau akan menikah dengan Duryudana.

Subadra: (TERKEJUT) Apa yang engkau katakan, Kakak? Siapa yang mengatakan bahwa aku akan menikah dengan Duryudana?

Krisna: Kakak Balaram yang mengatakan. Engkau juga tentu tahu Subadra, ia akan melakukan apa yang ia katakan. Kalau ia mengatakan akan menikahkanmu dengan Duryudana, maka ia pasti akan melakukannya, ia akan menikahkanmu dengan Duryudana. Baik ayah maupun ibu juga hampir-hampir menyetujuinya. Untungnya aku dapati mereka mengundurkan keputusan sampai besok pagi.

Subadra: Tetapi aku tidak mau menikah dengan Duryudana.

Krisna: (TERSENYUM) Jika demikian, pergilah ke kuil sore ini.

Subadra: Baiklah, Kakak. Aku akan menuruti perintahmu.

Krisna: Kau tidak semestinya menuruti perintah siapapun, Subadra, tetapi buatlah keputusan sendiri. Arjuna pasti akan datang menjemputmu pergi dari kuil (SUBADRA MENGANGGUK TERSENYUM. KEDUANYA KELUAR).


Babak 5

ADEGAN DWARAKA ARJUNA MEMINTA BERKAH BALARAM UNTUK LATIHAN

BALARAMA MASUK DAN MELAKUKAN LATIHAN BACK PUSH UP. ARJUNA MASUK MEMBAWA SENJATA LENGKAP.

Arjuna: Salam, Kakak Balaram.

Balarama: Salam. Mudah-mudahan kau berbahagia. Kau membawa senjata lengkap. Apakah kau akan pergi berperang?

Arjuna: Tidak, Kakak Balaram. Hanya sedikit latihan.

Balaram: O, begitu.

Arjuna: Aku mendengar engkau kembali dari Hastinapura. Jadi aku mampir ke sini untuk meminta doa restumu (ARJUNA BERLUTUT DAN MENYEMBAH).

Balarama: Aku senang dengan sikapmu, adikku. Doa restuku bersamamu. Pergilah. Semoga engkau jaya.

Arjuna: Salam, Kakak (ARJUNA KELUAR).


Babak 6

ADEGAN DWARAKA ARJUN BERTEMU KRISNA, STRATEGI

BALARAMA KELUAR. KRISNA MASUK. ARJUNA MEMBERI SALAM SAAT MASUK.

Krisna: Masuklah ke mari, sahabatku (ARJUNA MASUK).

Arjuna: Salam, Kesyaf Krisna.

Krisna: Salam. Apakah kau sudah menemui Kakak Balarama?

Arjuna: Ya.

Krisna: Doa restu Kakak Balarama sangatlah penting untukmu. Kini kau harus pergi. Ingatlah bahwa Subadra adalah masa depan dari keturunan dinasti bulan. Pergilah. Kereta kudaku sudah kusiapkan untuk kaupakai.

Arjuna: Baiklah, Kesyaf Krisna.

Krisna: Satu hal lagi, Arjuna. Bila Subadra naik ke keretamu, Subadra yang mengendarai dan mengemudikan kereta, jangan kau yang mengemudikan kereta.

Arjuna: Subadra? Mengapa harus demikian?

Krisna: Itu karena perjalanan ini adalah perjalanannya. Bukan perjalananmu.

Arjuna: Baiklah. Aku akan mengikuti perintahmu. Salam.

Krisna: Salam.


Babak 7

ADEGAN PERGI KE KUIL. SUBADRA PERGI KE KUIL BERSAMA PARA PENGAWAL PENGAWAL. SEPANJANG JALAN SUBADRA MELIHAT KE KIRI DAN KE KANAN MENUNGGU ARJUNA. ARJUNA DATANG (DENGAN KERETA)., SUBADRA KABUR BERSAMA ARJUNA (SUBADRA MENGENDARAI KERETA KRISNA).


Babak 8

ADEGAN DWARAKA, KSATRIA DWARAKA MARAH, BALARAMA MARAH, KRISNA MENENGAHI, SEMUA SETUJU USUL KRISNA DAN MENJEMPUT ARJUNA BERSAMA SUBADRA DENGAN HORMAT.

SUASANA DI RUANG SIDANG SANGAT RIUH. SEMUA MENGACUNGKAN SENJATA. SEMUA BERBICARA. SEMUA BERTERIAK-TERIAK. ADA YANG MEMAKI ARJUNA. ADA YANG MENANTANG PERANG ARJUNA. ADA YANG MENUDUH ARJUNA MENCULIK.


BALARAM MASUK BERSAMA PARA PANGLIMA KSATRIA KE RUANG SIDANG SAMBIL MEMANGGUL GADANYA. KRISNA SEDARI TADI DUDUK MENUNGGU DI RUANG SIDANG.

Balaram: Wahai ksatria Dwaraka yang pemberani, Arjuna telah menghina keramahan kita. Ia telah lari dengan membawa Subadra. Ia telah menculik Subadra. Kita akan mengejar dan mencegah dia sepanjang jalan menuju Indraprahasta. Kita akan cegat dia.

Ksatria: (RIUH) Ya! Ya! Benar! Benar!

Balaram: (MELIRIK KE ARAH KRISNA) Kelihatannya Krisna tidak setuju dengan pendapat kita. Aku lihat Krisna tidak mengatakan apa pun. Ada apa dengan diamnya Krisna? Tidakkah Pangeran Rukmi menghentikan kau, Krisna, ketika engkau membawa lari adiknya, Dewi Rukmini, dari keluarganya?

Krisna: (BERDIRI) Aku tidak menculik Dewi Rukmini dengan melawan kehendaknya, Kakak. Kalian tahu bahwa Rukmini sendiri berteriak untuk meminta tolong kepadaku. Ia menyuratiku dan meminta tolong kepadaku. Keluarganya ingin menikahkan Rukmini dengan Pangeran Sisupal. Sedangkan Rukmini tidak menginginkannya. Karena itulah aku menolog Rukmini.

Balarama: Apa yang kau katakan, Krisna?

Krisna: Persis seperti yang kau dengar, Kakak. Sangatlah mungkin bahwa Subadra mendengar rencanamu menikahkannya dengan Duryudana. Dengan begitu lalu Subadra meminta pertolongan Arjuna. Subadra tidak mau menikah dengan Duryudana dan ingin menikah dengan Arjuna.

Balarama: Siapa yang memberi tahu kepadamu bahwa Subadra tidak ingin menikah dengan Duryudana?

Krisna: Subadra sendiri yang mengatakannya kepadaku, Kakak.

Balarama: Siapa yang mengatakan rencana pernikahan ini kepada Subadra?

Krisna: Aku yang menyampaikan rencana pernikahan ini kepada Subadra. Ketika aku mendengar berita baik ini, aku yakin bahwa ia harus mengetahuinya. Jadi aku membangunkannya dan menceritakan rencana ini.

Balarama: Membangunkanya?

Krisna: Benar, Kakak.

Balarama: Mengapa Subadra tidak meminta tolong kepadamu?

Krisna: Aku berkata kepadanya bahwa Kakak Balarama telah berjanji dan aku tidak bisa menolongnya.

Balarama: Kalau begitu, kapan Subadra meminta tolong kepada Arjuna? Siapa yang membawa pesan Subadra kepada Arjuna? Siapa yang menceritakan kepada Arjuna tentang kunjungan Subadra ke kuil tempat sujud?

Krisna: Hanya Subadra yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti ini, Kakak. Tetapi para pengiring dan pengawalnya mengatakan kepadaku bahwa Subadra sama sekali tidak meminta pengawal dan pengiring untuk menolongnya ketika Arjuna membawanya pergi dan menaikkan Subadra ke dalam keretanya. Salah satu dari pengawal itu berkata kepadaku bahwa Subadra sendiri yang mengendarai dan melajukan kereta pergi dari kuil meninggalkan para pengawal dan pengiringnya. Bukankah ini berarti bahwa Subadralah yang melarikan diri bersama Arjuna? Subadralah yang kawin lari bersama Arjuna, bukan sebaliknya.

Ksatria Dwaraka 1: Arjuna telah mengkhianati kepercayaan kita. Kita tidak bisa menerimanya.

Ksatria Dwaraka 2: Arjuna telah mengundang kematiannya.

Para Ksatria Dwaraka: Kita harus membalas penghinaan ini.

Krisna: (MENGANGKAT TANGAN MEREDAKAN) Aku bersama kalian. Tetapi jawab satu pertanyaan dari pertanyaan-pertanyaanku. Mengapa kalian mendukungku ketika aku kawin lari dengan Rukmini? Kakak Balarama tetap memuji-muji Pandawa. Tegakah salah seorang dari Pandawa menghina ibu kita atau bibi mereka? Yang sebenarnya, Arjuna telah memberi penghormatan kepada kita. Pada sayembara Drupadi, Raja Angga Karna sebenarnya dapat memenangkan sayembara. Untuk apa ada sayembara itu seandainya Drupadi masih bisa memilih? Yang sebenarnya, seorang putri tidak bisa diperistri dengan cara sayembara. Seseorang tidak bisa dimenangkan atau dikalahkan seperti sebuah benda. Arjuna melihat kekeliruan ini dalam sistem pernikahan kita, dan melindungi kehormatan kita dengan cara melarikan Subadra. Kita seharusnya senang dan berterima kasih dengan tindakan Arjuna. Selain itu, apa kekurangan Arjuna? Ia adalah putra Raja Pandu, murid Resi Drona, ia juga seorang pemanah hebat yang sukar dicari bandingannya. Aku bertanya, siapa di antara kalian yang ingin menolak pertemanan dengannya? Ia adalah cucu dari Raja Santanu dan cicit dari Raja Kuntiboja. Ia adalah pilihan terbaik bagi Subadra dari dunia langit dan bumi. Siapakah yang mampu mengalahkannya di medan perang selain Dewa Indra sendiri? Aku sarankan sekarang, jemputlah Arjuna kembali ke Dwaraka dengan penuh penghormatan. Jika kalian memaksa berperang dengannya dan ia mengalahkan kalian, Dwaraka akan menjadi bahan tertawaan dunia. Jika kalian ingin hal ini terjadi, pergilah dan perangi Arjuna (SEMUA MENURUNKAN SENJATA. BALARAMA TERAKHIR MENURUNKAN GADANYA LALU MENDEKATI KRISNA).

Balarama: Aku tahu bahwa hal seperti ini akan terjadi jika Krisna diizinkan untuk bicara. Sekarang pergilah kalian dan jemputlah Arjuna dengan penuh penghormatan (PARA KSATRIA BUBAR KELUAR).


Babak 9

ADEGAN PERNIKAHAN SUBADRA BERSAMA ARJUNA

SEMUA PEMAIN BERADA DI PANGGUNG MEMBENTUK UPACARA PERNIKAHAN. KRISNA SEBAGAI PENGHULU. HADIRIN MENGUCAPKAN SELAMAT.


Tamat

Drama Pernikahan Subadra saduran Prana D. Iswara 12 / 12